Minggu, 20 Mei 2012


Saya Bisa Tidur Sepanjang Badai

Written by  Zoom-Indonesia

gettyimagesSeorang pemuda menawarkan diri untuk bekerja membantu petani. Ketika petani memintanya menyebutkan kualifikasi, ia berkata, “Saya bisa tidur sepanjang badai.”
Hal ini membingungkan petani. Tapi ia menyukai pemuda itu, jadi ia mempekerjakannya.
Beberapa minggu kemudian, petani dan istrinya terbangun di suatu malam dengan badai dahsyat mengacak-acak lembah. Sang petani melompat dari tempat tidur dan memanggil si pemuda, tapi pemuda itu sedang tidur nyenyak.
Jadilah mereka dengan cepat mulai memeriksa apakah semuanya aman. Mereka menemukan jendela rumah mereka telah dikunci rapat. Dan persediaan kayu bakar sudah tersedia di sebelah perapian.
Petani dan istrinya kemudian memeriksa properti mereka. Mereka menemukan alat-alat pertanian telah aman di gudang penyimpanan. Lumbung gandum pun sudah diikat dan dibungkus dengan terpal.
Traktor telah pindah ke garasi, gudang benar-benar terkunci rapat, bahkan hewan-hewan tenang dan punya banyak pakan. Semuanya baik-baik saja.
Petani itu kemudian mengerti arti kata-kata pemuda itu, “Saya bisa tidur sepanjang badai.”
Karena pemuda itu melakukan pekerjaannya dengan rajin dan penuh kesungguhan saat langit cerah, ia siap untuk menghadapi badai apapun. Jadi, ketika badai benar-benar datang, ia tidak peduli atau takut. Dia bisa tidur tenang.
Pesan moral yang disampaikan oleh pemuda itu adalah, kita harus mengerjakan segala sesuatu dengan konsentrasi, bersungguh-sungguh dan memiliki rencana jangka panjang. Jadi, ketika kita dihadapkan pada suatu masalah tiba-tiba, kita sudah lebih dari siap dengan solusi-solusi yang sudah kita pikirkan sebelumnya.

Inspirasi Perjuangan Lionel Messi

Written by  Zoom-Indonesia
wikipediaLionel Messi masih berusia 11 tahun ketika mencoba merintis karir sepak bola profesionalnya di Newell’s Old Boys, klub Argentina yang turut melahirkan bintang sekelas Gabriel Batistuta.
Pada saat yang sama, Messi didiagnosis mengalami gangguan kekurangan hormon pertumbuhan dan dikhawatirkan akan berakhir pada tingginya saat itu, 150 cm. Bahkan, kakinya tidak pernah menyentuh tanah ketika duduk di bangku cadangan saat bertanding.
Untuk mengatasi penyakit tersebut, Messi butuh biaya hampir $1000 setiap bulannya. Orangtuanya berusaha mencari bantuan keuangan dan menawarkan Messi untuk dikontrak oleh klub-klub besar di Argentina.
River Plate sebenarnya tertarik dengan kemampuan Messi, tapi mereka ragu dengan penyakit Messi. Mereka menolak membiayai terapi untuk mengobati penyakit Messi karena dianggap terlalu mahal.
Orangtua Messi akhirnya dengan setengah hati dan hampir putus asa, mendaftarkan Messi pada salah satu agen pemain di Argentina. Beberapa bulan kemudian, datanglah panggilan dari Barcelona dan setelah serangkaian pertemuan mereka setuju merekrut Messi di tim junior Barcelona. Semua biaya pengobatan akan ditanggung oleh Barcelona.
Sekarang kita semua mengenal Messi sebagai pemain tangguh di Barcelona dan menghantarkan timnya meraih Juara Liga Spanyol dan kejuaraan lain di tingkat Eropa.
Seorang rohanian India mengatakan, “Beberapa orang ditakdirkan untuk sukses, beberapa yang lainnya berusaha untuk sukses”. Dan Messi melakukan keduanya, tanpa ragu dan putus asa.
Perjuangan Messi ini seperti mengutip kalimat oleh Thomas Edison yang berbunyi, "Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras.”
(101 Inspirational Stories)

Pilihan dalam Menjalani Hidup

Written by  Zoom-Indonesia
gettyimagesAda 2 bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang subur. Bibit pertama berkata,
Aku ingin tumbuh besar, menjejakkan akarku dalam-dalam ke tanah ini dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyapa musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit itupun tumbuh, semakin tinggi.
Sementara itu, bibit kedua bergumam,
Aku takut, jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu apa yang akan kutemui dibawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba memakannya? Dan jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha mencabutku dari tanah. Tidak! Akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itupun menunggu dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit kedua dan memakannya!
Begitulah hidup, selalu ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun seringkali kita memilih untuk merasakan pesimis, keraguan dan ketakutan berlebih yang kita ciptakan sendiri. Hidup tidak mungkin berjalan mulus tanpa hambatan, namun hambatan itulah yang membuat kita merasakan kehidupan.

3 Hal yang Seharusnya Anda Lakukan Saat Bangun Tidur

Written by  Zoom-Indonesia

weheartitApa yang perrtama kali Anda lakukan ketika bangun di pagi hari?
Mungkin Anda akan mematikan alarm beberapa kali, kemudian bangkit dari tempat tidur dengan panik. Atau mungkin Anda berada di kamar mandi tanpa memori nyata tentang bagaimana Anda sampai di sana.
Jack Wiener, seorang psychoanalyst, pendiri School for Creative Movement di NYC dan penulis buku The Way of the 4th Toe: Into the Feeling Body, percaya bahwa hal paling penting yang dapat Anda lakukan segera setelah bangun adalah perlahan membawa kesadaran Anda sepenuhnya ke dalam tubuh.
Hal tersebut bukan saja mengurangi ketegangan di leher dan bahu, tapi juga membuat Anda lepas dari khawatiran dan kecemasan.
Jadi, bagaimana seharusnya Anda memulai hari? Lakukan tiga hal sederhana ini:
1. Merenggangkan kaki selama 15-30 detik
Ini adalah awal yang baik untuk mengaktifkan otot-otot dan membawa kesadaran ke kaki Anda. Kemudian, gerak-gerakkan tangan Anda selama 15-30 detik. Lakukanlah sebelum Anda bangkit dari tempat tidur (dalam keadaan berbaring).
2. Jejakkan kaki Anda di lantai
Berdiri di sana sejenak, menyadari sepenuhnya bahwa lantai ada di bawah Anda, dan berkonsentrasi pada perasaan yang membumi.
3. Lakukan peregangan badan
Ini akan mempertahankan koneksi Anda ke tanah. Peregangan badan dilakukan terakhir, karena untuk menghindari ketegangan di leher dan bahu. Setelah ini, barulah Anda bisa memulai hari Anda.
Bila dilakukan rutin setiap pagi, Anda akan segera merasakan manfaatnya. Anda pun akan menjalani hari dengan lebih bersemangat dan menjadi seratus persen Anda.

Tentang Cinta Tanpa Syarat

Written by  Zoom-Indonesia
weheartitOlivia, seorang perawat di sebuah klinik sedang menyiapkan berkas seorang pria tua berusia 70-an yang datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Pria tua itu harus menunggu dan mungkin baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.
Si pria tua nampak gelisah dan selalu melirik ke jam tangannya. Olivia tertarik untuk menyempatkan memeriksa lukanya, yang nampaknya cukup baik dan kering. Mereka hanya harus membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit bagi perawat muda itu. Atas persetujuan dokter, ia merawatnya sendiri.
Sambil menangani lukanya, Olivia bertanya apakah pria tua itu memiliki janji lain hingga tampak sangat terburu-buru.
Tidak,” jawabnya. “Aku hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istriku. Setiap hari aku kesana. Istriku dirawat di sana karena penyakit Alzheimer.”
Apakah istri Anda akan marah bila Anda terlambat?” tanya Olivia.
Tersenyum, pria tua itu menjawab, “Dia sudah tidak lagi bisa mengenaliku sejak 5 tahun terakhir.”
Perawat muda itu terkejut dan kembali bertanya, “Dan Anda masih ke sana setiap hari, walau istri Anda tidak lagi mengenali Anda?”
Pria tua dengan senyum bijaksananya, menepuk lembut tangan perawat muda yang menatapnya dengan mata heran, dan berkata, “Ya, dia memang tidak mengenaliku, tapi aku masih mengenali dia, kan?”
Berbicara tentang cinta tanpa syarat, seperti inilah. Cinta tidak bersifat fisik atau romantis. Cukup menerima apa adanya yang terjadi, yang sudah terjadi, yang akan terjadi, dan yang tidak akan pernah terjadi.
Setiap orang yang paling berbahagia tidak harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, tapi mereka berbuat yang terbaik dengan apa yang mereka miliki. Hidup bukan hanya tentang perjuangan taklukkan badai, tapi juga bagaimana tetap menari di bawah hujan.

Kunjungan ke solopos







Team futsal & suporter PAP 09



Dua Cara Menjalani Kehidupan

Written by  Zoom-Indonesia

weheartitDua pria menuju sebuah lembah yang indah dan subur, namun mereka harus melalui sebuah hutan yang sangat lebat untuk sampai ke sana. Orang-orang mengatakan, jalan yang harus ditempuh gelap dan penuh halangan, tapi jika sampai maka semua akan terbayar.
Maka, kedua pria tadi pun memulai perjalanan di pagi hari. Lama kelamaan, pria pertama menjadi semakin tidak sabar karena susahnya medan yang ditempuh.
Pria pertama memutuskan untuk secepat mungkin sampai ke lembah. Ia tak peduli semak belukar atau tanaman-tanaman tajam yang harus ia hadapi. Ia terus saja menerjang, meski seluruh badannya menjadi sakit.
Ia berlari secepat mungkin, sehingga temannya tertinggal. Setelah perjuangannya menembus hutan, ia akhirnya sampai di lembah tujuannya. Namun sekujur tubuhnya sakit, orang-orang di sekitar lembah pun memutuskan untuk menolong dan merawatnya.
Ketika pria pertama tadi sudah sampai di lembah, pria kedua masih berada di belakang. Apa yang akan ia lakukan?
Ternyata ia menggunakan kampak untuk memotong semak belukar dan tanaman yang mengganggu di sepanjang jalannya menuju lembah. Walau butuh waktu lebih lama, ia memilih mempermudah jalan bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi orang lain yang nantinya ingin menuju ke lembah.
Hari demi hari ia lewati, dan akhirnya ia sampai ke lembah tujuannya. Sesampainya di sana, ia pun bertemu temannya yang masih terbaring sakit.
Keesokan hari, pria yang membuat jalan di hutan itu kemudian langsung bisa bercengkrama dengan penduduk di sana, sementara temannya masih tak bisa berbuat apa-apa.
Dan setelah itu, banyak orang mulai berdatangan ke lembah yang indah tersebut melewati jalan yang telah dibuat oleh pria kedua tadi.
Ada dua cara mengarungi kehidupan. Pertama seperti yang dilakukan pria pertama, yang hanya memikirkan diri sendiri untuk sampai ke tujuan dan kemudian perjalanannya berakhir. Atau seperti pria kedua yang mau membuka jalan untuk orang lain, sehingga mereka mendapat berkah dan manfaat dari apa yang telah ia lakukan.

Dongeng Ibu dari Negeri Sakura

Written by  Zoom-Indonesia
weheartit
Konon, di Jepang ada semacam kebiasaan ‘membuang’ orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.
Seorang anak sedang membawa ibunya yang sudah tua ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua dan tak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak menggendong ibunya sampai ke tengah hutan. Selama perjalanan, Sang Ibu mematahkan ranting-ranting kecil.
Setelah sampai di tengah hutan, anak laki-laki itu menurunkan ibunya. “Kita sudah sampai, Bu,” katanya. Ada perasaan sedih di hatinya, entah mengapa ia tega melakukannya. 
Ibu, dengan tatapan penuh kasih berkata,
Nak, ketahuilah, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu dengan tulus. Sejak kamu kecil sampai detik ini pun, kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang. Ibu tidak ingin ketika kamu pulang nanti, kamu tersesat dan celaka di jalan. Ibu sudah mematahkan ranting-ranting pohon, agar kau bisa jadikan petunjuk jalan.”
Mendengar kata-kata ibunya, hancurlah hati si anak. Dipeluknya Ibu erat-erat sambil menangis. Ia bawa kembali ibunya pulang, dan merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.
Cerita ini mungkin hanya mitos, tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang serupa. Orang tua terpinggirkan dan hidup kesepian hingga ajal tiba. Atau mungkin dimasukkan panti jompo, dan dijenguk bila ada waktu saja.
Sederhana saja, ingatlah perjuangan mereka sewaktu membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, serta membekali kita hingga tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan luar biasa.
Aku ingat semua doa ibuku. Doa-doa itu selalu menyertaiku dan akan selalu menjadi pegangan sepanjang hidupku.” – Abraham Lincoln

Selasa, 15 Mei 2012

Apakah Tuhan Menciptakan Kejahatan?

Written by  Zoom-Indonesia
wikipedia
Profesor bertanya pada mahasiswa-nya, “Apakah semua yang ada adalah ciptaan Tuhan?”
Seorang mahasiswa spontan menjawab, “Ya, Profesor, Tuhan memang menciptakan semuanya. Saya rasa kita semua tidak meragukan hal itu.” “Benar. Keterangan tentang itu banyak terdapat di kitab-kitab suci,” sahut yang lain.
Sang Profesor hanya mengangguk. Sesaat ia tampak setuju dengan jawaban mereka. Namun tiba-tiba ia bertanya lagi, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan juga menciptakan Kejahatan. Sebab kejahatan itu bukan sekedar khayalan, kalian bisa melihatnya disurat-surat kabar. Kalian sendiri yang mengatakan tadi bahwa Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan juga menciptakan kejahatan.”
Mahasiswanya diam, tercengang. Melihat mahasiswanya bingung, Profesor itu tersenyum, matanya berbinar senang. “Nah, kini jelaslah bahwa agama hanyalah mitos. Bahkan mungkin Tuhan sendiri hanya ada dalam bayangan kalian, bukan diatas langit sana.”
Seorang mahasiswa tiba-tiba mengacungkan tangan dan berkata, “Profesor, saya ingin bertanya.” Silahkan,” jawab Profesor senang. Mahasiswa itu kemudian berdiri, “Profesor, apakah dingin itu ada?”
Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Apa selama ini kau tinggal di gurun pasir?” sahut Profesor yang kemudian diiringi tawa mahasiswa lainnya.
Kenyataannya,” jawab mahasiswa tersebut, “Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.”
Suara tawa mendadak hilang. Kelas hening. Mahasiswa itu kembali bertanya, “Profesor, apakah gelap itu ada?” Profesor itu menjawab, “Tentu saja.”
Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi Anda salah. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”
Kelas makin hening. Sang Profesor diam-diam meringis. Tiba-tiba mahasiswa itu bertanya lagi, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?” Dengan bimbang, profesor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah ku katakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di  Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”
Lagi-lagi mahasiswa itu membantahnya, “Sekali lagi Anda salah. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan kasih sayang Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.
Profesor terdiam. Untuk sesaat ruang kuliah dipenuhi keheningan hingga suara Profesor memecahnya.
Siapa nama mu, Nak?”
Albert, Sir.Albert Einstein.”

Setiap Langkah adalah Berkah



weheartitSeorang profesor di undang bericara di sebuah basis militer. Di sana ia bertemu seorang prajurit yang tak akan pernah di lupakannya, bernama Harry.
Harry di kirim untuk menjemput professor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor.
Ketika berjalan keluar, Harry sering menghilang. Banyak yang dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian menggendong anak kecil agar dapat melihat pemandangan. Ia juga menolong orang yang tersesat dan menunjukan arah jalan yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor dengan senyum menghiasi wajahnya.
Darimana Anda belajar hal-hal seperti itu?” tanya sang profeor.
Oh,” kata Harry. “Selama perang, saya kira.”
Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga saat tugasnya membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.
Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah,” katanya.
Saya tak pernah tahu apakah langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini.”
Kelimpahan hidup tidak dapat ditentukan dengan berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.
(iphincow.wordpress.com)